Kamis, 08 Oktober 2009

Enggan Berhitung

Ketika mainan dunia maya tak sengaja menemukan sebuah inspirasi yang menarik, Begini :


"Orang Pintar cenderung banyak menghitung, sehingga takut memulai usaha. Orang bodoh tak pandai berhitung, sehingga dia Mulai saja memBUKA usaha" Jaya Setiabudi


Wah saya jadi bangga dibilang bodoh, tapi yang jelas bukan secara harfiah kita mengartikannya. Ada makna yang lebih dari kalimat tersebut.


Satu contoh nyata pernah saya alami, sebagai orang gajian dengan gaji minim kalau dipikir rasional saat itu saya tidak mungkin bisa kredit motor baru apalagi beli kontan. Kalau mau nabung pun harus nunggu sekitar 5 tahun. Nah, ketika masa nabung sudah sampai target, harga motor sudah naik seiring kenaikan harga barang-barang, maka uang tabungan masih tidak cukup.


Saya tidak perlu menunggu 5 tahun untuk bisa punya motor. Tahun 1997, harga motor baru paling murah masih dibawah 5 juta. Saya coba tabung gaji saya selama 6 bulan, tiap bulan dis impan 150 ribu. Karena masih nebeng orang tua, gaji sebesar 150 ribupun cukup ditabung saja. Lalu, setelah dirasa masa 8 bulan tabungan saya menjadi sekitar 1 jutaan lebih. Harga kredit motor saat itu masih mahal. DP saja minimal 1 juta, cicilannya 180 ribuan. Nah gaji saya gak cukupkan bayar cicilan?


Sekema ini tidak membuat saya mundur. Kebetulan, saat itu saya punya banyak teman yang baru lulus sekolah tapi nganggur. Muncul ide "bodoh" dari otak saya untuk mengajak mereka bekerja bareng-bareng. Tabungan saya ambil, saya pergi ke dealer motor untuk mendapatkan motor kreditan. Sisa dari uang tabungan untuk DP motor yang 6 bulan tadi saya buat modal bikin usaha kecil-kecilan jualan jagung bakar (saat itu di kota kecil saya belum ada jagung bakar beraroma).


Ide "Bodoh" saya (jualan jagung bakar) berkembang hanya dalam waktu 6 bulan. Saya tidak terlalu dipusingkan uang cicilan lagi. Bahkan ada kelebihan penghasilan. Dan saya sudah menambah beberapa produk jualan (roti bakar dan minuman). Teman-teman saya belikan seragam berupa kaos dan jaket. Luar biasa memang walau pada tahun 1999 harus gulung tikar karena tragedi perpolitikan dan krisis ekonomi. Tapi saat itulah saya pertama kali sudah dipanggil "Bos".

6 komentar:

TRIMATRA mengatakan...

sukses bang,,,dalam bisnis modal nekad adalah faktor utama dalam kesuksesan, sementara proses meuju kesuksesan juga butuh "nekad" untuk bisa survive.

wisata riau bersama attayaya mengatakan...

berhitung kadang2 menyebalkan, seolah-olah ga berani memulai
alias terlalu berhati-hati

aku juga malas berhitung
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dst....

Cerita Tugu mengatakan...

jagung bakar ya, itu kesukaanku rasanya enuaaak sekali

Kandar Ag. mengatakan...

Senengnya jadi orang "bodho"... gak terlalu dipusingkan oleh perasaan khawatir ini-itu! Hehehehe...

Salam sukses!
Kandar Ag.
http://bornjavanese.blogspot.com

Itik Bali mengatakan...

Sukses untuk perjuangannya bang
demi memperoleh sepeda motor
sampai harus berjualan jagung bakar
saluuuttt !!

aku juga gitu kali ya..
nanti suatu saat..

dewi mengatakan...

wah cuma bisa bilang .. hebat boz... salut buat mas rco...